Jumat, 12 Desember 2014

Apel Siaga dan Sarasehan XT Square

Sabtu, 13 Desember 2014. Apel Siaga dan Sarasehan Penanggulangan Bencana Bagi Relawan dan Pengurus KTB Se kota Yogyakarta dalam XT Square  gedung berbentuk seperti keong.  

Dihadiri komunitas relawan se Yogyakarta, BPBD, perwakilan pemkot, ibu sekda DIY, bapak Sumarno kepala staf TNI (mohon maaf apabila ada kekeliruan penulisan dalam penyebutan nama, gelar, jabatan) 

Singkat cerita gedung berbentuk seperti keong dalam XT Square ini berdiri untuk mengenang pelawak bernama BASIYO.

BASIYO LEGENDA DAGELAN MATARAM

Basiyo adalah pelawak besar dari Yogyakarta. Ia melawak menggunakan bahasa Jawa. Lawakannya terkenal hingga ke berbagai daerah melalui siaran radio, televisi (TVRI), pertunjukan dan berbagai rekaman. Lawakan Basiyo sering disebut sebagai Dagelan Mataram, sesuai dengan nama acaranya di RRI Yogyakarta. Ia bukan hanya pelawak, melainkan juga berhasil memopulerkan jenis gending “Pangkur Jenggleng”, yakni, cara menyanyi (nembang) Jawa yang bisa diselingi dengan lawakan, tanpa kehilangan irama dari tembang yang sedang dibawakan.

Kekuatan lawakan Basiyo terletak pada isi dagelan yang menceritakan kisah – kisah dari realitas kehidupan nyata. Judul – judul lawakan antara lain : Basiyo mBecak, Degan Wasiat, Kapusan, Kibir Kejungkir, Maling Konrang – Kantring, Gathutkaca Gandrung, Besanan, dan masih beberapa lagi lainnya, semuanya mencapai lebih dari puluhan judul. Sebagian sparing partner dalam lawakannya di antaranya adalah Darsono, Hardjo Gepeng, Suparmi, dan Sugiyem, istrinya sendiri serta teman – temannya yang lain. Selain itu Basiyo acap berkolaborasi dengan seniman kondang pada masanya seperti Bagong Kussudihardjo, Ki Nartosabdo, Nyi Tjondrolukito, dan lain – lain. Beberapa pengagumnya, seperti budayawan Umar Kayam, pelukis Affandi. Basiyo diperkirakan lahir tahun 1916 dan wafat 1984. Basiyo dimakamkan di pemakaman umum Terban Yogyakarta. Meski telah tiada, tetapi produk lawakannya yang telah digandakan dalam berbagai format (kaset, CD, MP3) masih banyak dicari masyarakat Yogya khususnya dan Jawa umumnya.

Sebagai upaya penghormatan kepada leluhur dan juga nguri – uri seni tradisi dagelan mataram. Perusahaan Daerah Jogjatama Vishesha selaku pengelola Pusat Kerajinan, Kuliner & Panggung Seni XT Square didukung Corporate Social Responsibility Bank BPD DIY pada HUT Kota Yogyakarta ke 257 yang jatuh pada 7 Oktober 2013 mempersembahkan Patung Basiyo. Semoga patung Basiyo yang dibuat berdasarkan cover kaset Gatotkaca Gandrung ini menjadi metode visualisasi yang menguatkan semangat pembelajaran budaya bagi generasi muda. 


 Patung Basiyo


Tidak ada komentar: